Berdasarkan laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), hingga tahun 2023 Indonesia menjadi konsumen minyak goreng tertinggi di dunia.
Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah nilai kalori bahan pangan. Selain memberikan keuntungan, perlakuan penggorengan juga dapat menyebabkan kerusakan minyak goreng. Pada suhu tinggi, minyak dapat berubah secara signifikan karena terjadi reaksi kimia dan fisika yang menghasilkan produk-produk degradasi minyak. Produk-produk dekomposisi inilah yang akan mempengaruhi kualitas fungsional, sensori, dan nutrisi dari minyak goreng maupun bahan pangan yang digoreng (Warner, 2004)
Selama proses penggorengan, kontak oksigen dengan minyak menghasilkan teroksidasinya minyak menjadi hidroperoksida dan aldehid yang mempengaruhi kualitas minyak goreng. Produk samping tersebut adalah Bilangan Peroksida & Anisidin. Nilai Bilangan Peroksida dan Bilangan Anisidin yang tinggi menunjukan penurunan kualitas minyak goreng.
Bagaimana SIG Membantu
Indonesia merupakan konsumen minyak goreng tertinggi di dunia. Namun, penggunaan minyak goreng berulang dapat menyebabkan kerusakan minyak goreng. Pada suhu tinggi, minyak dapat berubah secara signifikan karena terjadi reaksi kimia dan fisika yang menghasilkan produk-produk degradasi minyak. Produk-produk dekomposisi inilah yang akan mempengaruhi kualitas fungsional, sensori, dan nutrisi dari minyak goreng maupun bahan pangan yang digoreng.
SIG sebagai laboratorium terakreditasi ISO 17025 memiliki layanan pengujian Bilangan Peroksida, Bilangan Anisidine, dan Nilai Oksidasi Total pada minyak goreng.
Dengan melakukan pengujian di SIG, Anda dapat memastikan bahwa minyak goreng yang Anda gunakan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.